Budidaya Itik Alabio untuk Produksi Telur yang Tinggi
Kalau berdasarkan cerita yang menurut saya lumayan lucu, itik alabio pada jaman dahulunya belum punya nama, ceritanya begini: Pada jaman dahulu ada seorang turis dari inggris sedang berjalan-jalan ke Kalimantan diantar seorang penduduk lokal kalimantan yang kebetulan tidak bisa berbahasa inggris sehingga komunikasi dilakukan dengan bahasa isyarat. Singkat cerita saat berjalan-jalan sang turis melihat sekawanan itik yang dalam pandangan si bule itik tersebut sangat cantik dan membuat si turis jatuh cinta sehingga keluar ucapan spontan dari mulut si turis " I Love You" kata si turis pada sekawanan itik tersebut. Mendengar kata itu si penduduk lokal manggut-manggut dan mencatat dalam hati kalau itik tersebut, yang waktu itu belum punya nama khusus, bernama "ai lab you" atau mudahnya disebut Alabio menurut pendengaran si penduduk lokal. Sejak itulah itik kalimantan tersebut disebut dengan Itik Alabio, he..he..he namanya juga cerita sulit dibuktikan kebenarannya tetapi lumayan pintarlah yang bikin cerita. Sedangkan ulasan sebenarnya tentang itik alabio silahkan disimak dibawah ini.
Sebelum membahas budidaya itik alabio inio, ada baiknya kita coba telusuri terlebih dahulu bagaimana sejarah dari itik alabio. Bangsa Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Itik Alabio adalah itik Kalimantan yang berasal dari persilangan itik Kalimantan dengan Itik Peking (itik pedaging).
Nama itik alabio ini berasal dari sebuah nama daerah di Kalimantan Selatan yaitu Alabio (jadi bukan karena ada bule inggris ngomong " I love you" hehehe...), tepatnya berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Nama itik Alabio sendiri diberi nama oeleh seorang ilmuan yang bernama drh. Saleh Puspo. Ilmuan ini yang banyak melakukan penelitian tentang itik alabio ini.
Persiapan Kandang Itik Alabio
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
Penyakit Duck Cholera
Penyebab : bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian : sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
Penyakit Salmonellosis
Penyebab : bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian : sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
(Sumber artikel:http://bp3md.tanahbumbukab.go.id, gambar kandang: far71.wordpress.com )
Sebelum membahas budidaya itik alabio inio, ada baiknya kita coba telusuri terlebih dahulu bagaimana sejarah dari itik alabio. Bangsa Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Itik Alabio adalah itik Kalimantan yang berasal dari persilangan itik Kalimantan dengan Itik Peking (itik pedaging).
Nama itik alabio ini berasal dari sebuah nama daerah di Kalimantan Selatan yaitu Alabio (jadi bukan karena ada bule inggris ngomong " I love you" hehehe...), tepatnya berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Nama itik Alabio sendiri diberi nama oeleh seorang ilmuan yang bernama drh. Saleh Puspo. Ilmuan ini yang banyak melakukan penelitian tentang itik alabio ini.
Persiapan Kandang Itik Alabio
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.
Pemilihan Lahan.
Carilah lahan yang luas, jauh dari pemukiman, agar bau kotoran ternak tidak mengganggu lingkungan sekitar.
Pembuatan Kandang.
Pembuatan Kandang.
- 1. Ukuran kandang 4M X 12M = 48 M2.
- 2. Kandang tersebut dapat menampung 400 ekor itik alabio petelur.
- 3. Sediakan tempat pakan pada kandang.
- 4. Pembuatan tempat bertelur. Tempat bertelut terbuat dari kayu yang berbentuk kotak dan diisi dengan ampas padi.
- Pada masa pembesaran anakan itik hanya diberi makan pakan buatan/ voer sampai umur 6 bulan. Pemberian pakan pada umur dibawah 6 bulan tersebut pakan tidak boleh sampai kosong, pakan harus selalu ada dalam kandang. Setelah anakan berumur lebuh dari 6 bulan, ganti pakan dengan Dedak yang dicampur dengan sagu dengan perbandingan 1:1.
- Pukul 07.00 WIB
- Pukul 11.00 WIB
- Pukul 14.00 WIB
- Pukul 17.00 WIB
- Pukul 07.00 WIB
- Pukul 12.00 WIB
- Pukul 16.00 WIB
- Minimal 1 (satu) minggu sekali, itik alabio dilepaskan dari kandang, agar dapat memakan rerumputan yang dapat menambah daya tahan tubuh dari itik alabio sendiri.
Panen Telur itik alabio
Panen telur dilakukan setiap hari, setiap 100 itik rata-rata menghasilkan ±90 butir telur per harinya.
Panen telur dilakukan setiap hari, setiap 100 itik rata-rata menghasilkan ±90 butir telur per harinya.
Masa Produktif Itik Alabio
Usia produktif itik alabio sampai 3 tahun. Setelah berumur 6 bulan itik alabio mulai bertelur. Masa bertelur itik alabio terbagi manjadi 3 tahap, yaitu :
Usia produktif itik alabio sampai 3 tahun. Setelah berumur 6 bulan itik alabio mulai bertelur. Masa bertelur itik alabio terbagi manjadi 3 tahap, yaitu :
- Masa bertelur Pertama tersebut selama 9 bulan, dilanjutkan dengan masa non produktif 3 bulan.
- Masa bertelur Kedua tersebut selama 7 bulan, dilanjutkan dengan masa non produktif 3 bulan.
- Masa bertelur Pertama tersebut selama 5 bulan, dimasa ini itik alabio tidak produktif lagi.
Maka untuk mensiasati agar tetap dalam kondisi menguntungkan, itik alabio yang tidak produktif lagi tersebut diberi makan dengan intensitas yang tinggi sampai gemuk, setelah gemuk kemudian dijual atau dengan kata lain diafkir, yang hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk membeli bibit (anakan) itik alabio kembali.
Mengenal Hama dan Penyakit pada itik alabioSecara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
Penyakit Duck Cholera
Penyebab : bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian : sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
Penyakit Salmonellosis
Penyebab : bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret.
Pengendalian : sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
(Sumber artikel:http://bp3md.tanahbumbukab.go.id, gambar kandang: far71.wordpress.com )
No comments:
Post a Comment