Makalah Kebijakan Perdagangan Negara yang Sedang Berkembang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara-negara yang ada di dunia ini secara ekonomi umumnya diklasifikan menjadi dua kelompok besar: negara maju, yakni negara yang memiliki pendapatan tinggi; dan negara berkembang, yakni negara yang memiliki pendapatan yang rendah. Dalam mengarungi perekonomian global yang bersifat terbuka saat ini, negara berkembang harus mampu menyusun strategi pembangunan yang tepat agar mampu bersaing dengan negara maju yang notabene memiliki kemampuan yang relatif lebih tinggi. Terdapat dua strategi umum yang diterapkan oleh negara berkembang, yang pertama adalah kebijakan industri-substitusi impor dan yang kedua adalah industri orientasi ekspor (Krugman & Obstfeld).
Kebijakan industri substitusi impor adalah yang paling sering digunakan oleh negara berkembang. Kebijakan ini dilaksanakan dengan membatasi impor produk manufaktur untuk merangsang pertumbuhan sektor manufaktur di industri domestik (Krugman & Obstfeld).
Kebijakan ini kerap diterapkan sebab industri manufaktur di negara berkembang belum mampu berkompetisi dengan industri manufaktur dari negara maju yang telah berdiri dengan mapan. Dengan adanya restriksi impor melalui tarif dan kuota, industri dalam negeri diharapkan dapat berdiri dengan kokoh terlebih dahulu sebelum dapat diluncurkan ke pasar dunia yang kompetitif.
Untuk itu, dalam makalah ini kami akan membahas mengenai kebijakan perdagangan seperti apa yang diterapkan oleh negara-negara berkembang terutama dibidang industri manufaktur.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah yang kami susun adalah:
1. Mengapa Negara berkembang harus memiih industri manufaktur?
2. Apa saja masalah yang dihadapi dalam industri manufaktur?
3. Apa saja dampak dari pengembangan industri manufaktur?
4. Bagaimana cara mengembangkan industri manufaktur?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah yang kami susun adalah:
1. Mngetahui alasan negara berkembang harus memiih industri manufaktur?
2. Mengetahui saja masalah yang dihadapi dalam industri manufaktur?
3. Mengetahui dampak dari pengembangan industri manufaktur?
4. Mengetahui cara mengembangkan industri manufaktur?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian kebijakan perdagangan
Kebijakan adalah keputusan yang menggambarkan tujuan, menetapkan sesuatu yang dapat dijadikan pedoman/acuan, atau sebagai dasar suatu tindakan, dan tindakan tersebut diambil untuk menerapkan keputusan itu, atau kebijakan dapat diartikan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar recana dalam pelaksanaan satu pekerjaan, hasil dari sebuah kepemimpinan dalam sebuah pemerintahan atau sebuah organisasi.
Sedangkan Susanti mendefinisikan kebijakan sebagai susunan strategi yang digunakan oleh pemerintah untuk memandu tindakan mereka dalam bidang tertentu (yang di dalamnya terdapat pelbagai alternatif yang sebelumnya telah disusun bersama).
Indoputra (2013) menjelaskan, bahwa kebijakan perdagangan sebagai suatu kebijakan yang dapat menopang percepatan laju pembangunan ekonomi dengan:
a. Memungkinkan negara tebelakang memperoleh bagian lebih besar dari manfaat perdagangan;
b. Meningkatkan laju pembentukan modal;
c. Meningkatkatkan industrialisasi;
d. Menjaga keseimbangan neraca pembayaran.
Pendapat yang senada, dikemukakan Ashari, bahwa kebijakan perdagangan dimungkinkan sebagai landasan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional yang berkesinambungan.
B. Pengertian Negara berkembang
Suatu Negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Negara Berkembang adalah Negara yang masih terjadi ketidakseimbangan antara jumlah faktor produksi yang tersedia dengan teknologi yang di terapkan atau di kuasai sehingga penggunaan modal dan penggunaan tenaga kerja secara penuh belum maksimal (Indoputra).
C. Ciri-ciri Negara berkembang
Ciri-ciri Negara Berkembang;
a. Tingkat dan kualitas hidup masyarakat masih rendah
b. Tingkat pendapatan perkapita penduduk relatif rendah
c. Tingkat buta hurufnya masih tinggi
d. Masih kurang mampu mengatasi masalah kependudukannya.
Contoh negara Berkembang; Indonesia, Thailand, Mexico, India dll
D. Pengertian Industri Manufaktur.
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Beberapa industri, seperti produsen semikonduktor dan baja, juga menggunakan istilah fabrikasi atau pabrikasi. Sektor manufaktur sangat erat terkait dengan rekayasa atau teknik.
Menurut Gunawan (2006), manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Untuk membuat sesuatu barang dengan tangan maupum mesin diperlukan bahan atau barang lain. Seperti halnya membuat kue diperlukan tepung, gula, mentega, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa manufaktur adalah kegiatan memproses suatu atau beberapa bahan menjadi barang lain yang mempunyai nilai tambah yang lebih besar.
Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output.Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh perusahaan (manufacturing company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar(Susanti)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kebijakan perdagangan Negara berkembang
Kebijakan perdagangan Negara berkembang adalah suatu kebijakan yang dapat menopang percepatan laju pembangunan ekonomi negara-negara yang masih terjadi ketidakseimbangan antara jumlah factorproduksi yang tersedia dengan teknologi yang di terapkan atau di kuasai sehingga penggunaan modal dan penggunaan tenaga kerja secara penuh belum maksimal
Sejauh ini kita sudah menganalisa instrumen kebijakan perdagangan dan sasaran hasil nya, tanpa memperhatikan keadaan-keadaan dan melakukan ini kebijakan. Masing-masing negera mempunyai latar belakang sejarah yang berbeda, tetapi dalam mendiskusikan ekonomi kebijakan satu perbedaan jelas nyata antar negara-negara adalah di dalam membahas kebijakan ekonominya.
Suatu hal menyangkut spektrum sedang dikembangkan atau mengedepankan negara-negaranya sendiri, suatu badan yang anggotanya meliputi Eropah Barat, beberapa negara-negara yang sebagian besar yang dikembangkan oleh Eropa ( mencakup Amerika Serikat), dan Jepang, Negara-negara mengalami permasalahan ekonomi yang sedang dihadapi yaitu pendapatan perkapita. Dibandingkan dengan Negara-negara lainnya merupakan perekonomian yang sangat berhasil.
Pendapatan mencakup dari antara mengembangkan negara adalah dirinya sendiri secara lebih luas. Sebagian dari negara-negara ini, seperti Singapura, kenyataan sudah hampir yang lulus untuk mengedepan status negeri, kedua-duanya dalam kaitan dengan statistik dan cara memikirkan diri mereka sendiri. Orang lain, seperti Banglades, yang dengan putus-asa. Meskipun begitu, karena hampir semua negara berkembang berusaha untuk menutup pendapatan dengan lebih mengedepan negara-negara menjadi suatu kebijakan ekonomi terpusat.
B. Ciri-ciri Negara berkembang
Negara berkembang yang di identik dengan masih berlakunya sifat-sifat tradisional yang di pakai oleh sebagian besar masyarakatnya, seperti alat-alat tradisional untuk membajak lahan pertaniannya yang masih mengandalkan tenaga hewan dan lain-lain, tingkat pendidikannya juga masih rendah.
Negara berkembang dari segi ekonomi
Negara berkembang memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat lemah dan masih sangat bergantung pada Negara-negara maju untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakatnya. Sebagian besar penduduk Negara berkembang masih mengandalkan mata pencahariannya dari bertani dan belum mampu mengelola sumber daya alam yang tersedia secara maksimal dan pendapatan atau kesejahttraan penduduknya sangat rendah (rendahnya pendapatan perkapita penduduk), contohnya di Negara Indonesia memiliki pendaptan perkapita sebesar 3.720 US $.
Dari Segi Pendidikan
Maju dan mundurnya suatu Negara tergantung pada tinggi dan rendahnya tingkat pendidikan di Negara tersebut dan Negara berkembang masih sangat tertinggal tingkat pendidikannya di bandingkan dengan Negara maju. Kita masih melihat tingkat angka buta huruf di Negara berkembang yang masih sangat tinggi.
Dari Segi Kwalitas Penduduk
Kwalitas penduduk Negara berkembang masih sangat memprihatinkan di lihat dari segi pendapatan perkapitanya yang tidak menentu atau rendah dan tingkat kesehatan masyarakatnya masih rendah sehingga angka kelahiran dan kematian penduduk sangat tinggi karena masih kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang tersedia oleh Negara.
Dari Segi Lingkungan fisik
Negara berkembnag dari segi lingkungan fisik tidak kalah bersaing dengan Negara maju, Negara berkembang memiliki wilayah yang sangat luas dan memiliki kekayaan alam yang berlimpah namun, minimnya sumber daya manusia sehingga Negara berkembang tidak mampu mengelola kekayaan alam yang dimilikinya, dan memilih bekerja sama dengan Negara maju untuk mengelola sumber daya alam tersebut dan membagi keuntungan yang di perolehnya.
C. Industri manufaktur
Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul tahun 1683. Manufaktur, dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi produk. Proses ini meliputi:
(1) perancangan produk,
(2) pemilihan material, dan
(3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat.
Pada konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi, mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap aktifitas yang diperlukan. Mengikuti definisi ini, manufaktur pada umumnya adalah suatu aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai variasi sumberdaya dan aktivitas.
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk.
Manufaktur juga dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan memproses pengolahan input menjadi output.Kegiatan manufaktur dapat dilakukan oleh perorangan (manufacturer) maupun oleh perusahaan (manufacturing company). Sedangkan industri manufaktur adalah kelompok perusahaan sejenis yang mengolah bahan-bahan menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang bernilai tambah lebih besar. Contoh industri manufaktur, misalnya:
1) Pakaian dan Tekstil
Pakaian dan tekstil yang berbasis di sekitar pengolahan wol mentah untuk membuat kain, serta merajut dan menjahit untuk membuat pakaian. Industri ini mencakup penjahit dan semua yang terlibat dengan kain dan menjahit. Ini juga mencakup semua penggunaan produk wol dan baku lainnya untuk membuat handuk dan seprai. Sintetis seperti polyester dimasukkan dalam manufaktur kimia. Materi, bukan produk, adalah di pusat mendefinisikan sektor ini.
2) Minyak, Kimia dan Plastik
Sektor ini terlibat dalam mengganti oli bahan kimia, batubara dan minyak mentah menjadi produk yang dapat digunakan. Bagian dari sektor ini meliputi pembuatan sabun, resin, cat dan pestisida. Hal ini juga mencakup pembuatan obat-obatan. Karet manufaktur dianggap sebagai bagian dari pekerjaan plastik. Tentu saja, itu juga mencakup penggunaan minyak mentah untuk membuat plastik tertentu, serta bensin dan bahan kimia lainnya.
3) Elektronika, Komputer dan Transportasi
Bidang ini erat terkait, meskipun biasanya mereka diperlakukan sebagai bidang yang berbeda. Banyak produk di bidang ini menggunakan daya listrik, dan semua menggunakan sumber daya. Bidang ini mencakup semua peralatan dan mikro-prosesor, semi-konduktor dan chip. Ini juga mencakup semua peralatan audio-visual. Sektor transportasi mendefinisikan diri, termasuk semua, kereta api mobil dan pesawat yang tidak jatuh di bawah sektor lain, seperti pekerjaan logam atau manufaktur kimia.
4) Makanan
Pangan, pertanian dan peternakan penggalangan adalah yang paling sederhana dari semua industri manufaktur. Dimasukkannya pertanian hari ke manufaktur menunjukkan bagaimana pertanian telah berubah selama bertahun-tahun, lebih meniru sebuah pabrik untuk produksi pangan dari pertanian organik-gaya abad yang lalu. Sektor ini mencakup semua bentuk produksi pangan, dari peternakan ke meja makan, termasuk hal-hal seperti pengalengan dan memurnikan.
5) Logam
Seiring dengan minyak dan manufaktur kimia, logam juga merupakan bagian dari apa yang sering disebut “industri berat,” sementara sisanya dari sektor kadang-kadang disebut “industri ringan,” atau “berorientasi konsumen industri.” Logam mencakup semua besi, manufaktur aluminium dan baja, serta keterampilan penempaan, pelapisan ukiran, dan lain-lain.
6) Kayu, Kulit dan Kertas
Produk-produk ini semua agak sederhana untuk mendefinisikan dan memahami. Kayu mencakup semua bentuk lantai manufaktur atau perumahan, serta menggergaji dan laminating. Kulit mencakup semua penyamakan dan menyembuhkan (sementara penciptaan pakaian kulit berada di bawah tekstil).
D. Alasan Kebijakan Perdagangan Dalam Mengembangkan Industri Manufaktur oleh Negara berkembang
Barangkali dalam perbedaan yang paling mencolok antara kebijakan kebhijakan di Negara-negara maju dan Negara-negara berkembang adalah bahwa di Negara-negara berkembang secara konsisten lebih ditujukan untuk mendorong industry manufaktur menjadi sektor utama dalam perekonomiannya. Penitikberatan ini, sampai titik tertentu, merupakan cerminan dari pentingnya sektor manufaktur sebagai indikator pembangunan nasional.
Sebagian besar ekspor Negara-negara maju pada umumnya adalah barang-barang manufaktur, sedankan Negara-negara berkembang lazimnya pengekspor komoditi primer seperti hasil-hasil pertanian dan mineral. Karena itu, Negara-negara yang mencoba untuk menunjukkan kekuatan dan kebebasan mereka kelak ingin memiliki industr-industri domestik yang menonjol seperti baja petrokimia. Namun, dibalik simbolisme pengembangan bakat ini pemerintah dibanyak Negara telah dipengaruhi dengan kuat oleh faktor-faktor teoritis bagi kebijakan perdaagangan untuk memajukan manufaktur.
Negara-negara berkembang lebih menekankan kepada industri manufaktur karena pada umumnya Negara berkembang memiliki Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang memadai sehingga dengan industri manufaktur dapat meningkatkan ekonomi Negara dan perdagangan internasional pada umumnya.
E. Permasalahan yang dihadapi dalam industri manufaktur
Permasalahan pokok yang dihadapi oleh industri manufaktur terdapat 2 macam, yakni secara struktural dan secara organisasi:
1. Permasalahan dalam struktural sebagai berikut:
a) Basis Ekspor dan Pasarnya yang sempit.
Hal ini menyangkut pada produk pruduk yang di hasilkan industri ini memiliki kualitas yang menurun sehingga standar ekspor yang ada tidak terpenuhi. Terlebih lagi pasaran yang mulai berkurang yang menyebabkan barang produksi menumpuk tak terdistribusi.
b)Ketergantungan Pada Impor yang sangat tinggi
Negara berkembang sangat kurang dalam segi SDM-nya, sehingga banyak meg-impor tenaga kerja asing beserta mesin mesin produksi. Dalam hal ini, membuat tenaga kerja bukan bertambah maju, akan tetapi semakin anjlok nilainya
c) Konsentrasi Regional
Pada permasalahan ini, industri tidak sepenuhnya berkembang secara merata. Artinyahanya terpusat akan satu daerah saja yang dikembangkan dalam sektor industri manufaktur ini.
d) Tidak adanya Industri yang Berteknologi menengah
Seperti disebutkan sebelumnya, ketergantungan terhadap teknologi juga amat sangat mempengaruhi lajunya pertumbuhan industri ini, maka dari itu dibutuhkannya alat-alat yang berteknologi menengah keatas agar bisa menciptakan hasil produk yang bermutu tinggi serta mempunyai kualitas ekspor yang baik pula.
2. Permasalahan dalam segi organisasi
a) Masalah Organisasi, Hukum, dan Good Corporate Governance
Dilihat dari aspek struktur organisasi perusahaan, kegiatan berproduksi pada sebagian besar industri manufaktur masih dikelompokkan dibawah "kotak" yang dinamakan Direktur Produksi. Sedangkan dengan berkembangnya informasi dan komunikasi serta dampak dari globalisasi, industri manufaktur di negara-negara maju telah menggunakan penamaan Direktur Operasi yang fungsinya adalah mengelola aspek desain, kualitas, sumber daya manusia,.
b) Masalah Biaya dan Pendanaan
Industri manufactur pada umumnya adalah industri padat modal dan Mempunyai operating leverage (rasio antara biaya tetap dan biaya variabel total) yang tinggi. Sebagai industri padat modal (pada umumnya), sebuah industri Manufaktur harus menekan biaya variabel serendah-rendahnya. Oleh karena itu (mengingat biaya variabel yang antara lain mencakup biaya buruh langsung), adalah sangat naif pendapat yang mengatakan bahwa suatu industri padat modal sekaligus dapat menjadi industri padat karya.
c) Masalah Suku Cadang
Salah satu penyebab dari kemahnya daya saing industri manufaktur adalah tidak siapnya pemasok suku cadang untuk produk industri manufaktur. Oleh sebab itu entrepreneurship berbasis teknologi (technopreneurship) sudah mutlak dikembangkan.
d) Masalah kepemimpinan
Dari semua industri penghasil produk dan jasa, paling banyak terjadi di sektor industri manufaktur; oleh sebab itu dari pemimpin perusahaan sektor industri ini sangat dibutuhkan:
Pemimpin yang mampu mengatasi konflik antar fungsi-fungsi manajemen
Pemimpin yang visonary,
e) Masalah Change Management
Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak konsultan kelas dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT Kearney, Booz Allen Hamilton, Japan Indonesian Forum, dan masih banyak lagi. Semuanya berbicara mengenai jargon-jargon management yang mutahir, seperti restrukturisasi, revitalisasi, reengineering, reborn, reviving dan seterusnya, semuanya bertujuan untuk menyehatkan perusahaan
f) Lemahnya sumber daya manusia (SDM)
Sebagian besar tenaga kerja di masih berpendidikan rendah. Insinyur-insinyur hasil lulusan dalam negeri juga masih kurang baik dari segi kualitasnya, serta kurang kreatif dan kurang mampu dalam melakukan riset serta pengembangannya. Maka dari itu, peran pemerintah sangat diperlukan dalam bidang pendidikan agar kualitas pendidikan ditingkatkan.
F. Cara mengembangkan industri manufaktur
Strategi Pengembangan Sektor Industri manufaktur terdiri dari:
1. Strategi substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan mengembangkan industri berorientasi domestic yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang menggunakan strategi ini adalah Korea & Taiwan
Pertimbangan menggunakan strategi ini:
· Sumber daya alam & Faktor produksi cukup tersedia
· Potensi permintaan dalam negeri memadai
· Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri
· Kesempatan kerja menjadi luas
· Pengurangan ketergantungan impor, sehingga defisit berkurang
2. Strategi promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha pengembangan industri dalam negeri yang memiliki keunggulan bersaing.
Rekomendasi agar strategi ini dapat berhasil :
· Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang ybs baik pasar input maupun output
· Tingkat proteksi impor harus rendah
· Nilai tukar harus realistis
· Ada insentif untuk peningkatan ekspor
G. Dampak pengembangan industri manufaktur
Pengembangan industri manufaktur memiliki dampak negatif dan positif, yaitu:
1. Dampak positif
Menambah penghasilan penduduk yang akan meningkatkan kemakmuran.
Menghasilkan aneka barang yang diperlukan masyarakat banyak.
Memperbesar kegunaan bahan mentah.
Memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
Mengurangi ketergantungan pada luar negeri.
Merangsang masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan industr.
2. Dampak negatif
Lahan pertanian menjadi semakin berkurang luasnya.
Tanah permukaan yang merupakan bagian yang subur menjadi hilang.
Cara hidup masyarakat berubah menjadi lebih konsumtif.
Pencemaran lingkungan oleh limbah industri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan, yaitu:
· Kebijakan perdagangan Negara berkembang adalah suatu kebijakan yang dapat menopang percepatan laju pembangunan ekonomi negara-negara yang masih terjadi ketidakseimbangan antara jumlah factor produksi yang tersedia dengan teknologi yang di terapkan atau di kuasai sehingga penggunaan modal dan penggunaan tenaga kerja secara penuh belum maksima
§ Alasan Kebijakan Perdagangan Dalam Mengembangkan Industri Manufaktur oleh Negara berkembang adalah karena pada umumnya Negara berkembang memiliki Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang memadai sehingga dengan industri manufaktur dapat meningkatkan ekonomi Negara.
§ Permasalahan yang dihadapi dalam industri manufaktur adalah permasalahan dalam structural dan dalam segi organisasi.
§ Cara mengembangkan industri manufaktur dengan cara substitusi impor dan promosi ekspor.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, tidak luput dari kesalahan dan kekurangan yang tanpa sadar penyusun lakukan, untuk itu kepada pembaca agar memberikan masukan moral dan koreksi sebagai dukungan dan penyempurnaan untuk makalah selanjutnya. Dan kami berterima kasih kepada pihak yang telah membantu selama pencarian bahan makalah dan penyusunan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Abdul Rokhim.2013. Materi Negara Maju Dan Negara Berkembang: Gresik. Diakses Di Www.Jagoips.Wordpress.Com Pada Tanggal 02 Desember 2013.
Gunawan.2006.Permasalahan Dalam Industri Manufaktur.Cempaka:Yoyakarta
Indoputra, Vizhai.2013.Kebijakan Perdagangan Negara Berkembang:Surabaya Diakses DiWww.Vijaiindoputrapurba.Blogspot.Com Pada Tanggal 02 Desember 2013.
Krugman, Paul R. Dan Maurice Obstfeld. 2003. Ekonomi Internasional. Theory And Policy.Pearson Education Internasional
Susanti, Dwi.2011.Industrilisasi:Semarang
No comments:
Post a Comment