Meja sortasi
yang digabungkan dengan proses pengemasan merupakan alat sederhana yang dapat
digunakan untuk melakukan proses sortasi dan grading. Produk yang datang
ditempatkan dalam wadah sortasi, disortasi oleh seorang pekerja, kemudian
dimasukkan ke dalam wadah pengemas dan akhirnya dikemas oleh pekerja kedua.
Jika pekerja harus berdiri untuk menyortasi produk, maka diperlukan bantalan
karet cukup tebal pada lantai agar dapat membantu mengurangi kelelahan.
Meja sortasi
yang digabungkan dengan proses pengemasan diilustrasikan pada gambar berikut.
Gambar 5. Meja sortasi yang digabungkan dengan proses pengemasan
Gambar 5. Meja sortasi yang digabungkan dengan proses pengemasan
Selanjutnya
adalah meja sortasi yang bergerak yang dikonstruksi dari kanvas dan mempunyai
radius sekitar satu meter. Pinggirannya ditempel dengan gabus tipis untuk
melindungi produk dari lecet atau memar selama sortasi, dan kemiringan dari
pusat ke arah penyortir dibuat sekitar 10 derajat. Produk dapat ditumpahkan ke
atas meja dari wadah pemanenan, kemudian disortir berdasarkan ukuran, warna
dan/atau dilakukan pengkelasan, dan selanjutnya dikemas langsung ke dalam
kemasan untuk proses selanjutnya.
Dalam meja
sortasi ini bisa sampai empat tenaga sortir/pengemas dapat bekerja dengan
nyaman mengitari meja. Gambar meja sortasi bergerak dapat dilihat pada gambar
berikut.
Gambar 6. Meja sortasi berputar
Gambar 6. Meja sortasi berputar
Dalam
melakukan sortasi dan grading untuk memisahkan bahan terbuang dan untuk
mengeluarkan produk yang terlalu kecil, busuk atau rusak, tinggi tempat sortasi
harus dibuat sedemikian rupa sehingga pekerja dapat bekerja dengan nyaman untuk
melakukan pekerjaannya. Tempat duduk dan atau bantalan dari karet yang kuat
untuk berdiri, perlu disediakan untuk mengurangi kelelahan. Lokasi meja dan
wadah sortasi hendaknya dipilih untuk meminimalkan pergerakan tangan.
Tangan
pekerja diharapkan mampu berputar dengan sudut 45 derajat untuk mencapai kearah
meja, dan lebar meja hendaknya kurang dari 0.5 meter untuk mengurangi
peregangan. Sinar yang baik (500 sampai 1000 lux pada permukaan pekerjaan) akan
meningkatkan kemampuan tenaga sortasi untuk melihat produk cacat. Permukaan
meja yang gelap atau buram juga dapat mengurangi kelelahan mata.
A. MESIN SORTASI
Sortasi merupakan kegiatan dalam penanganan pasca panen yang bertujuan
untuk memisahkan bahan utama(produk utama) dengan bahan pengotor (losses) atau
yang sering disebut dengan kegiatan operasi pemisahan. Pemilihan atau sortasi
adalah pemisahan bahan baku ke dalam kategori-kategori yang berbeda
karakteristik fisiknya seperti ukuran, bentuk, dan warna.
Proses sortasi adalah metode
pemisahan berdasarakan densitas atau daya apung antara bagian yang dihubungkan
dengan bagian yang tidak diinginkan dari bahan pangan yang dibersihkan
(wirakartakusumah, 1992).
Untuk memisahkan bahan-bahan yang telah dihancurkan berdasarkan keseragaman
ukuran partikel-partikel bahan dilakukan dengan pengayakan dengan menggunakan
standar ayakan. Pengayak (screen)
dengan berbagai desain telah digunakan secara luas pada proses pemisahan bahan
pangan berdasarkan ukuran yang terdapat pada mesin-mesin sortasi, tetapi
pengayak juga digunakan sebagai alat pembersih, memisahkan kontaminan yang
berbeda ukurannya dari bahan baku (fellow, 1988).
Berdasarkan jenisnya mesin sortasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian
yakni :
1.
Saringan Bergoyang
2.
Saringan Bergoyang
3.
Aerodinamik Patikel Kecil
4.
Aerodinamik Patikel Kecil
5.
Separator Gravitasi Spesifik
6.
Separator Gravitasi Spesifik
7.
Sparator Spiral
8.
Sparator Spiral
9.
Separator Silinder
10. Separator Silinder
11. Separator Piringan
12. Separator Piringan
13. Separator Siklon
(Cyclone)
14. Separator Siklon
(Cyclone)
15. Separator Sentrifugal
Gambar 1. Mesin Sortasi
B. Mesin Grading
Grading merupakan kegiatan dalam penanganan pasca panen yang bertujuan
untuk memisahkan bahan utama berdasarkan mutu yang dimiliki bahan tersebut atau
pemisahan bahan baku ke dalam kategori-kategori berdasarkan kualitasnya.
Gambar 2. Mesin Grading
Beberapa hal yang menjadi acuan dalam pengelompokan bahan baku berdasarkan
mutu ialah :
Ø Karakteristik Fisik
a. Kadar air
b. Ukuran
c. Bobot
d. Tekstur
e. Warna
f. Bahan lain (pengotor) dan bentuk
Ø Karakteristik Kimia
a. Analisis komposisi
b. Ketengikan ),
c. Indek asam lemak bebas
d. Aroma dan flavor
Beberapa parameter tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dalam penanganan
untuk memisahkan bahan utama berdasarkan mutu serta dalam hal perancangan mesin
grading yang sesuai dengan standar.
A.
Hammer Mill & Disk Mill / Mesin Penepung
Gambar 1. Mesin penepung
Mesin Penepung adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan berbagai
bahan hasil pertanian menjadi tepung. Mesin penepung terdiri dari dua jenis,
tipe Disk Mill dan tipe Hammer Mill.
Alat mesin penepung tipe Disk Mill ini bisa dipakai sebagai alat mesin bisnis produksi tepung beras, tepung jagung, mesin giling kopi, giling kacang, giling jagung, dll
Proses penepungan merupakan proses pengecilan ukuran
(size reduction) suatu bahan padat secara mekanis tanpa diikuti dengan
perubahan sifat kimia dari bahan yang digiling. Mengingat sifat biji – bijian
yang keras, maka terdapat 2 (dua) cara yang dikenal dalam proses penepungan,
yaitu penepungan cara basah dan cara kering. Penepungan cara kering (dry
prosess) didefinisikan sebagai bahan yang ditepungkan melibatkan perlakuan
fisik dan mekanik untuk membebaskan komponen–komponennya dari sifat aslinya.
Sedangkan penepungan cara basah (wet prosess) adalah bahan yang digiling
melibatkan perlakuan fisiko–kimia dan mekanik untuk memisahkan fraksi–fraksi
yang diinginkan. Kedua cara tersebut pada prinsipnya berusaha memisahkan
lembaga dari bagian tepungnya. Tepung yang dihasilkan dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu tepung yang mengandung lemak dan tidak mengandung lemak. Hal
ini tergantung dari jenis bahan dasarnya Disc mill merupakan suatu alat
penepung yang berfungsi untuk menggiling bahan serelia menjadi tepung, namun
lebih banyak digunakan untuk menepungkan bahan yang sedikit mengandung serat
dan juga suatu alat penepung yang memperkecil bahan dengan tekanan dan gesekan
antara dua piringan yang satu berputar dan yang lainnya tetap.
B.
Pengayak Getar
Gambar 1. Mesin
pengayak
Mesin Ayak berguna untuk mengayak berbagai bahan dengan sistem getar
sehingga mempermudah dan mempercepat pengayakan.Dengan mesh sesuai yang
diinginkan dan bertingkat mempermudah membersihkan bahan.
Secara umum mesin pengayak ini digerakkan dengan menggunakan motor listrik
yang dihubungkan melalui pulley dan sabuk v-belt.
C. Burr Mill / Mesin
Penggiling
Gambar 1. Mesin
penggiling (burr mill)
Burr mill merupakan mesin yang yang digunakan untuk menggiling bahan-bahan
atau mengecilkan ukuran bahan tersebut menjadi sesuatu yang dapat diolah
kembali menjadi barang yang mempunyai nilai lebih. Contoh mesin penggiling ini ialah mesin
penggiling singkong.
Dasar kerja mesin penggiling cukup sederhana, bila
dibandingkan dengan mesin penggiling yang lain. Ini disebabkan oleh fungsinya
untuk dimanfaatkan menggiling singkong menjadi bahan makanan yaitu “Gethuk”.
Sebelum penulis jelaskan
seluruh sistem kerja akan penulis jelaskan mengenai
komponen komponen yang terdapat dalam mesin penggiling tersebut. Komponen mesin
tersebut adalah :
a. Besi poros berbentuk ulir, berfungsi untuk
menggiling bahan bahan yang
dimasukkan
ke dalam mesin penggiling.
b. Bodi mesin, digunakan untuk meletakkan seluruh isi
mesin yang mendukung
dalam proses
penggilingan.
c. Saringan, berfungsi untuk menyaring semua bahan
yang telah selesai untuk
digiling.
d. Kipas potong, berfungsi untuk memotong semua bahan
yang telah selesai untuk di
giling.
e. Penutup kipas, berfungsi untuk meletakkan kipas dan
saringan supaya melekat di
body mesin.
f. Engkol penggerak, berfungsi untuk menggerakkan besi
poros mesin yang
berbentuk
ulir.
Cara kerja mesin tersebut adalah sebagai berikut :
a. Bahan singkong dimasukkan ke dalam mesin, melalui
lubang input.
b. Engkol penggerak digerakkan berputar searah jarum
jam.
c. Bahan singkong ditekan terus ke dalam mesin
penggilling agar seluruhnya dapat
tergiling
sampai habis.
d. Poros pusat yang berbentuk ulir, bila engkol
digerakkan maka akan ikut berputar,
dengan
demikian bila ada singkong yang masuk, akan tergiling di dalamnya.
e. Setelah proses penggilingan selesai oleh poros
pusat, dilanjutkan oleh kipas
pemotong,
disini kipas pemotong tersebut akan memotong serat serat kecil hasil
penggilingan
poros pusat. Setelah selesai pemotongan, maka proses selanjutnya
adalah
menyaring hasil pemotongan oleh kipas potong, disini akan dihasilkan
singkong yang
sudah lembut.
No comments:
Post a Comment