PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ikan Lele merupakan keluarga catfish, yang termasuk dalam jenis ini diantaranya yaitu lele lokal, lele dumbo, lele sangkuriang dan lele phyton. Lele banyak terdapat di perairan umum seperti sungai, rawa, waduk, dan genangan air lainnya. Bentuk tubuh lele adalah gilig (silindris) memanjang, berkepala gepeng meruncing, dan di dekat mulutnya ditumbuhi dengan 4 pasang kumis yang kaku memanjang. Kulit tubuh lele licin, tidak bersisik, dan berwarna kehitaman.
Lele termasuk hewan nocturnal, atau lebih aktif mencari makan di malam hari. Ikan inimudah dibudidayakan di mana saja, dapat hidup di ketinggian lebih dari 1.000 m dpl dengan kondisi suhu 20-32° C, pH 6,5-8, dan kandungan oksigen 3 ppm. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan airtawar yangsudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan:
(1) Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat tebar tinggi,
(2) Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
(3) Pemasarannya relatif mudah dan
(4) Modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Budidaya lele pada lahan kering (lelaki) merupakan kegiatan budidaya ikan yang potensial untuk dkembangkan di Kabupaten Sambas, karena teknologi budidaya ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan air terbatas dan menggunakan kolam sederhana yang terbuat dari terpal.
Kelebihan dari pembuatan kolam dari terpal antara lain tidak membutuhkan biaya yang mahal dan bahan-bahan pembuatannya mudah diperoleh. Dengan telah dikenalnya teknologi budidaya lele pada lahan kering (menggunakan kolam terpal), masyarakat dapat memulai usaha budidaya ikan lele dengan modal yang tidak begitu besar, teknologi budidayanya sederhana dan waktu pemeliharaannya relatif singkat.
Klasifikasi ikan lele menurut SNI (2000), yaitu:
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias sp
B. Nama acara
Nama kegiatan ini adalah praktikum tentang Budidaya Pembesaran Ikan Lele dikolam Terpal yang dilakukan di belakang gedung Kampus Politeknik Negeri Sambas.
C. Hari dan tanggal
Praktikum Mata Kuliah Wirausaha Perikanan tentang Budidaya Pembesaran Ikan Lele dikolam terpal ini dilakukan di belakang gedung Kampus Politeknik Negeri Sambas yang mulai dilaksanakan pada hari Rabu, 09 Oktober 2013 pukul 08.00 sampai sekarang.
D. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pembuatan kolam terpal.
2. Mengetahui cara membudidayakan ikan lele dikolam terpal.
BAB II
METODE PERCOBAAN
A. Alat
Alat-alat yang digunakan selama praktikum adalah sebagai berikut:
v Palu
v Gergaji
v Kertas lakmus
v Alat salinitas
|
v Mesin air
v Jaring
v Dll
|
B. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan selama praktikum adalah:
v Papan
v Kayu
v Terpal
v Bibit lele sangkuriang
v Pakan
|
v Paranet
v Paku
v Air
v Ember
v Dll
|
C. Metode praktikum
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Potong kayu sepanjang ±1 meter untung tiang penyangga dan tancapkan ke tanah dengan ketinggian diatas permukaan tanah ±0,5 meter.
3. Potong papan sepanjang 4 meter dan 2 meter.
4. Pasang papan dengan cara menempelkannya kepada kayu yang telah ditancapkan tadi kemudian paku agar kuat.
5. Lakukan hal tersebut kesetiap sisi dari bangunan kolam terpal.
6. Pasang terpal yang telah disiapkan sampai menutupi papan yang telah kita pasang tadinya.
7. Kemudian paku disetiap pinggiran terpal agar tidak mudah jatuh dan tetap dapat menahan air untuk keluar.
8. Isi kolam tersebut dengan air dan biarkan hingga beberapa hari.
9. Pasanglah paranet diatas kolam untuk menghindari panas secara langsung dari matahari.
10. Setelah seminggu, masukkan ikan lele yang telah disiapkan secara berlahan-lahan pada kolam terpal yang telah kita buat.
11. Berikan pakan secukupnya setiap hari secara teratur.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
A. Pembahasan
Proses pembuatan kolam terpal untuk budidaya ikan lele sangatlah mudah, yang penting alat dan bahan yang diperlukan tersedia dan cukup. Pembuatan kolam terpal ini kalau dihitung-hitung selama setengah hari dengan bahan utama kayu, terpal dan papan serta paku untuk memperkokoh bangunan kolam terpal tersebut.
Dari hasil pengamatan kami dilapangan tentang pertumbuhan bibit lele, diketahui bahwa bibit lele sampai minggu ke dua mengalami kematian yang cukup darastis bahkan kalau dihitung-hitung hanya sekitar 5-10% saja yang hidup. Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh kondisi air yang sedikit asam (pH mencapai angka 5). Selain itu, kurang dilakukannya pergantian air secara teratur sehigga kotoran ikan lele dan ikan lele mati yang terdapat dikolam terpal dapat menimbulkan bau yang tidak enak sehingga memancing bibit lainnya untuk mati juga.
Untuk itu, untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dilakukan pergantian air secara teratur minimal 2 hari sekali dan pembuangan bibit yang mati agar tidak mengganggu bibit yang lain sehingga menimbulkan bau amoniak. Kemudian pemberian pakan yang tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur selama proses pembesaran ikan lele sangkuriang yang dibudidayakan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan kami diatas dapat disimpulkan bahwa:
· Bibit lele yang kami budidayakan adalah bibit lele sangkuriang dengan jumlah 2.000 bibit.
· Dari total bibit yang ada, sebagian besar mengalami kematian. Sekitar 5-10% saja yang masih hidup.
· Akibat dari kematian bibit tersebut diprediksi bahwa air yang kami gunakan sedikit asam dan kurangnya perawatan terhadap bibit lele.
· Untuk mengatasi masalah tersebut, yang perlu dilakukan adalah mengganti air dari kolam secara teratur minimal 2 hari sekali dan memberikan pakan yang cukup dan teratur agar keseimbangan ikan akan pakan dapat terjaga.
B. Saran
Dalam penulisan laporan praktikum ini, tidak luput dari kesalahan dan kekurangan yang tanpa sadar penyusun lakukan, untuk itu kepada pembaca agar memberikan masukan moral dan koreksi sebagai dukungan dan penyempurnaan untuk laporan selanjutnya. Dan saya berterima kasih kepada pihak yang telah membantu selama praktikum dan pembuatan laporan ini.
No comments:
Post a Comment